Terus Berhubung Dengan Kami

coronavirus

Pemulihan dari #Coronavirus mesti adil dan saksama, kata paus

SAHAM:

Diterbitkan

on

Kami menggunakan pendaftaran anda untuk menyediakan kandungan dengan cara yang anda setujui dan untuk meningkatkan pemahaman kami tentang anda. Anda boleh berhenti melanggan pada bila-bila masa.

Paus Fransiskus memimpin doa Massa dan Regina Coeli di Santo Spirito Rom di gereja Sassia tanpa penyertaan orang ramai kerana wabak penyakit coronavirus (COVID-19), di Rome, Itali, 19 April 2020. Media / Handout Vatican melalui REUTERS

Paus Fransiskus meminta pada hari Ahad (19 April) sebuah visi dunia yang menyeluruh setelah krisis COVID-19, mengatakan jika bergerak tanpa solidariti global atau mengecualikan sektor masyarakat dari pemulihan akan mengakibatkan "virus yang lebih buruk lagi", menulis Philip Pullella.

Paus meninggalkan Vatikan untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu bulan untuk mengatakan Misa di sebuah gereja yang hampir kosong beberapa blok jauhnya untuk menandakan hari Minggu Ilahi.

Di rumahnya di Misa, dan juga dalam pesan tradisionalnya pada hari Ahad setelah itu, Francis mengatakan pemulihan itu tidak dapat meninggalkan siapa pun dan sekarang adalah waktunya untuk menyembuhkan ketidakadilan di seluruh dunia kerana ini merosakkan kesihatan seluruh keluarga manusia.

"Sekarang, sementara kita menantikan pemulihan yang perlahan dan sulit dari wabah itu, ada bahaya bahwa kita akan melupakan orang-orang yang tertinggal," kata Francis di rumahnya di gereja Santo Spirito di Sassia, yang dipilih kerana juga dikenali sebagai Sanctuary of Divine Mercy.

"Risikonya adalah kita kemudian diserang oleh virus yang lebih teruk lagi, iaitu sikap tidak peduli diri. Virus disebarkan oleh pemikiran bahawa hidup lebih baik jika lebih baik untuk saya, dan semuanya akan baik-baik saja jika itu baik untuk saya, ”katanya.

Francis, yang terakhir berkelana ke Rom yang sepi pada 15 Mac untuk berdoa di dua kuil untuk berakhirnya wabak itu, mengatakan pemulihan itu tidak seharusnya mengorbankan "mereka yang tertinggal di mezbah kemajuan", terutama yang miskin.

Lebih dari 23,000 orang telah mati akibat novel coronavirus di Itali dan Vatikan telah mencerminkan penutupan hampir enam minggu di negara itu, memaksa paus untuk mengadakan semua Misa dan khalayak umum tanpa khalayak ramai.

Pengiklanan

Di rumahnya, Francis mengatakan pandemi itu "mengingatkan kita bahawa tidak ada perbezaan atau batas antara mereka yang menderita".

Dalam pesannya pada siang hari setelah Misa, ia menyerukan agar "saling berbagi antara bangsa dan institusi mereka untuk menghadapi krisis saat ini dengan cara yang ditandai dengan solidariti".

Kongsi artikel ini:

EU Reporter menerbitkan artikel daripada pelbagai sumber luar yang menyatakan pelbagai sudut pandangan. Jawatan yang diambil dalam artikel ini tidak semestinya jawatan Pemberita EU.

tren